Sedangkan nama "Minang" (kerajaan Minanga) itu sendiri juga telah
disebutkan dalam Prasasti
Kedukan Bukit yang bertarikh 682 Masehi
dan berbahasa Sansekerta.
Dalam
prasasti itu dinyatakan bahwa pendiri
kerajaan Sriwijaya yang bernama
Dapunta Hyang bertolak dari "Minānga"
...[13]. Beberapa ahli yang merujuk dari
sumber prasasti itu menduga, kata baris ke-4 (...minānga) dan ke-5
(tāmvan....) sebenarnya tergabung, sehingga menjadi
mināngatāmvan dan diterjemahkan dengan makna
sungai kembar. Sungai kembar yang dimaksud diduga menunjuk
kepada pertemuan (temu) dua sumber aliran Sungai Kampar, yaitu Sungai Kampar
Kiri dan Sungai Kampar
Kanan[14]. Namun pendapat ini
dibantah oleh Casparis, yang membuktikan bahwa "tāmvan"
tidak ada hubungannya dengan "temu", karena kata
temu dan muara juga dijumpai pada
prasasti-prasasti peninggalan zaman Sriwijaya yang
lainnya[15]. Oleh karena itu kata
Minanga berdiri sendiri dan identik dengan penyebutan
Minang itu sendiri.
02. Asal-usul
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Tambo Minangkabau dan Tombo Lubuk Jambi